Jumat, 04 Juni 2010

Semua Berkat Rahmat Allah

Rasulullah bersabda: “Bukanlah amal perbuatan seseorang yang dapat memasukannya ke syurga, dan bukan pula memaksanya bebas dari neraka. Dan bukan pula amal perbuatanku yang memasukan diriku ke syurga, hanya rahmat Allah SWT yang dapat memasukannya (alhadis)

Betapa banyaknya karunia Allah yang telah dilimpahkan kepada kita. Jika kita meghitung nikmat-nikmat itu, tentulah tidak akan dapat menghitungnya. Dengan demikian kita pun tidak akan mampu mengimbanginya dengan amal ibadah yang kita lakukan. Walapun siang dan malam selalu beribadah kepadaNya tida henti. Jika kita merenungkan, nikmat pandangan mata saja begitu besarnya. Kita masuk syurga bukanlah berkat ibadah yang kita lakukan, melainkan berkat rahmat Allah SWT. Dalam kitab Duratun Nashihin tercatatlah kisah berikut.

Nabi bersabda, Jibril baru saja tadi keluar dari tempatku, ia berkata: “Ya Muhammad, demi Dzat yang mengutusmu dengan hak menjadi Nabi, bahwasannya ada seorang manusia tekun beribadah kepada Allah sejak 500 tahun di atas sebuah bukit yang dilingkari oleh laut. Baginya telah disediakan oleh Allah sebuah mata air tawar yang sejuk di kaki bukit, dan sebuah pohon delima yang setiap hari keluar satu buahnya. Setiap sore hari ia turun ke mata air itu, berwudhu sekaligus memetik buah delima dan memakannya. Selanjutnya ia shalat dan berdo’a memohon kepada Allah agar ia mati dalam keadaan bersujud, dengan tubuh tidak tersentuh oleh bumi atau lainnya, sampai ia dibangkitkan dari kubur masih dalam keadaan bersujud. Dan do’anya itu dikabulkan oleh Allah SWT.

Hal seperti itu dibuktikan pula oleh Jibril dengan katanya: “Kami melintasi di saat naik ataupun turun dari langit, ia tetap dalam keadaan seperti itu (sujud), dan kami dapati ia di hari Kiamat dibangkitkan, berhenti di hadapan Allah SWT. Maka Allah berfirman: “Masukanlah hambaKu ini kedalam syurga, berkat rahmatKu”. Namun sahutnya: “Tetapi berkat amal taatku sendiri”. Lalu Allah menyuruh para malaikat supaya menimbang amal taatnya itu dengan karunia nikmat Allah kepadanya. Ternyata dengan karunia nikamt Allah berupa pandangan mata saja, amal ibadah selama 500 tahun belum dapat memadai, apalagi dengan karunia nikmat Allah lainnya. Berarti ia banyak menikmati karunia Allah tanpa diimbangi dengan amal taat kepadaNya. Maka Allah berfirman: ”Hai para malaikat!, masukanlah ia kedalam neraka”.

Sahut Jibril, “Mereka pun melemparkannya kedalam neraka.” Dengan demikian ia pun menyadari kelemahannya, lalu ia memanggil-manggil, sahutnya: “Dengan rahmatMu Ya Tuhan, masukanlah hamba ke syurga”. Akhirnya para malaikat disuruh mengembalikannya ke hadapan Allah SWT. FirmanNya “Hai hambaKu, siapakah yang menciptakanmu, sebelum engkau ada? Jawabnya: “Engkau ya Tuhan.” Lalu, penciptaan atas dirimu itu dengan amal perbuatanmu ataukah berkat rahmatKu? Jawabnya: “Bahkan dengan rahmatMu Ya Tuhan”.

Lalu, siapakah yang menguatkanmu beribadah selama 500 tahun itu? Dan yang menurunkanmu di atas bukit yang dilingkari oleh laut?” Dan yang memancarkan mata air tawar ditengah-tengah air laut asin? Dan yang mengeluarkan buah delima setiap petang, padahal menurut musim berbuahnya setahun sekali? Dan yang mencabut rohmu, padahal engkau dalam keadaan sujud? Jawabnya: “Semua itu Engkau yang menciptakan ya Tuhan.” Kemudian Allah berfirman: “Semua itu berkat rahmatKu, dan berkat rahmaKu pula masuklah kamu ke syurga”

Pelajaran yang dapat kita ambil:

  1. Amal ibadah yang kita lakukan sebenarnya tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan banyaknya nikmat Alkah yang telah diberikan kepada kita. Lihatlah kisah itu. Ibadah selama 500 tahun lamanya tidak mampu untuk mengimbangi nikmat pandangan mata. Bagaimana dengan nikmmat-nikmat lainnya? Apa lagi kita ini banyak melakukan berbagai dosa, dan jauh dari rasa syukur kepadaNya. Kedipan mata saja sangat berharga. Menurut ilmu kesehatan, jika mata tidak berkedip maka mata akan menjadi rusak.
  2. Jangan tertipu oleh bayaknya amal, karena selain amal itu belum tentu diterima, juga amal yang kita lakukan terlalu kecil jika dibandingkan dengan nikmat Allah yang telah dilimpahkanNya.
  3. Merasa diri telah banyak amal, akan terjerumus kedalam ujub, dan ini adalah salah satu perangkap iblis untuk menyesaatkan manusia.

Wallahu’alam Bshshowab.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda